OSLO, KOMPAS.com — Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, diusulkan menjadi kandidat penerima Nobel Perdamaian 2011 oleh anggota Parlemen Norwegia. Alasannya, publikasi dokumen-dokumen rahasia yang dia lakukan dianggap membawa angin segar bagi iklim demokrasi, penegakan hak asasi manusia, dan kebebasan berpendapat.
"WikiLeaks telah berkontribusi dalam perjuangan nilai-nilai global dengan cara mengekspos korupsi, kejahatan perang, dan penganiayaan—sesuatu yang mungkin pernah dilakukan oleh sekutu Norwegia," kata Snorre Valen (24), anggota Partai Sosialis Kiri, dalam situs blog pribadinya, Rabu (2/2/2011). Kontroversi paling hangat yang diungkap WikiLeaks adalah pengungkapan ratusan ribu kawat diplomatik AS.
Dia memberi contoh pengaruh WikiLeaks bagi perjuangan demokrasi. Contoh terakhir, ujar Valen, pengungkapan praktik kolusi keluarga Presiden Zine al-Abidine Ben Ali di Tunisia. Hal tersebut, dia menilai, turut menjadi awal untuk menjatuhkan diktator yang telah berkuasa selama 24 tahun itu.
Valen mengaku menyadari adanya kontroversi di balik tindakan membuka tabir data rahasia tersebut. Namun, dia meyakini bahwa kegiatan whistle blower yang dilakukan Julian Assange melalui WikiLeaks penting bagi kepentingan publik.
Komite Nobel Norwegia menolak berkomentar soal usulan agar Julian Assange menjadi nominasi penerima Nobel Perdamaian 2011. Dalam situs webnya, lembaga tersebut hanya menyebutkan telah menerima 200 usulan tanpa merinci satu per satu. Sesuai dengan kebiasaan, nominator Nobel tidak pernah diumumkan.
0 comments:
Posting Komentar